Updatenews24jam.blogspot.com -- Anggota DPRD Sulsel Ince Langke meninggal dunia saat rapat.
Ince sempat pingsan dan terjatuh dari kursi saat sedang berbicara.
Diduga Ince mengalami serangan jantung.
Anggota DPRD Sulsel dari Fraksi Partai Golkar Ince Langke meninggal dunia setelah pingsan di Rapat Banggar DPRD, Selasa (8/9/2020).
Politisi senior ini mendapat pertolongan pertama dari koleganya di ruang rapat banggar. Videonya pun beredar.
Namun nyawa Anggota DPRD Sulsel Ince Langke tidak tertolong.
Penyebabnya diduga karena serangan jantung.
Ince Langke mendadak pingsan dan terjatuh dari kursi saat sedang bicara di rapat.
Ince Langke adalah poliitisi senior Partai Golkar dari Kabupaten Selayar.
Jenazah dibawa ke Selayar siang ini.
Anggota DPRD Sulsel dari Luwu Raya, Fadriaty AS, sangat terpukul dengan kepergian koleganya itu.
"DPRD Sulsel berduka..selamat jalan saudara ku kak Ince Langke..smg husnul khotimah.” kata Fadriaty AS di akun Facebooknya.
Artikel ini telah tayang di Updatenews24jam.blogspot.com dengan judul "Penyebab Anggota DPRD Sulsel Ince Langke Meninggal Dunia, Pingsan Saat Rapat Ditolong Koleganya"
Kasus lainnya,
Terungkap fakta-fakta perihal meninggalnya politikus Partai Gerindra Dindin Nurohmat di Kamar Hotel.
Dindin Nurohmat, juga merupakan Ketua DPRD Lebak Banten. Saat ditemukan meninggal di Hotel Marilyn, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), polisi menemukan obat milik Dindin Nurohmat.
Dari hasil laporan kepolisian, Dindin Nurohmat meninggal sekitar pukul 04.00 WIB.
Tentang kejadian ini, Kapolres Tangsel, AKBP Iman Setiawan, membenarkan bahwa sebelum ditemukan meregang nyawa, politisi Partai Gerindra itu menginap di kamar 352 Lantai 3 Hotel Marilyn bersama teman wanitanya berinisial L.
Namun, Iman belum berani menyimpulkan wanita bersama sang Ketua DPRD Lebak Banten itu pacar, teman kencan, atau hanya sekadar rekan kerja.
“Iya teman, tapi kita belum bisa menyimpulkan apakah pacar, istri atau mungkin dia rekan kerja, itu masih kami dalami. Inisialnya L,” kata Iman saat ditemui di Mapolres Kota Tangsel, Serpong, Senin (7/9/2020).
Kronologi meninggal dunia
Dijelaskan Iman, Dindin bersama teman wanitanya itu datang sekitar pukul 22.00 WIB dan langsung menuju kamar yang telah disewanya.
Namun, menjelang malam dini hari atau sekitar pukul 02.00, L melapor ke petugas hotel untuk mendatangkan petugas kesehatan karena kondisi Dindin yang mengalami sakit di bagian dada.
“Jadi kronologinya saat almarhum bersama rekannya menginap di hotel pada jam 10 malam masuk, jam 2 malam mengeluh, karena dadanya (sakit—Red),” ujar Iman.
“Kemudian rekannya menghubungi petugas front Office dan dihubungi rumah sakit," ujarnya.
"Kurang lebih jam 4 subuh ada bantuan medis yang melakukan pemeriksaan di sana. Setelah itu korban dinyatakan meninggal dunia,” tutur Imam lagi.
Ada obat
Iman menjelaskan dari hasil olah tempat kejadian perkara, pihaknya tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh Dindin.
Hal itu juga didapati dari keterangan para saksi di lokasi maupun petugas medis yang sempat memeriksa almarhum.
“Ada resep obat, yang jelas bahwa sampai saat ini pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan."
"Pada saat sebelum meninggal ada penanganan medis atas keluhan yang dirasakan oleh almarhum pada dini hari. Menurut keterangan, korban punya riwayat medis,” tandasnya.
Informasi yang dihimpun Wartakotalive.com dari salah seorang karyawan hotel menuturkan Dindin menyewa tipe kamar deluxe seharga Rp 350 ribu per malam.
Karyawan tersebut mengatakan korban (Dindin—Red) meminta disediakan kasur dengan tipe single bed dengan ukuran besar.
“Kemarin disewa harga Rp 350 promo dari kami deluxe room dan kebetulan dia (almarhum-red) pesan satu bed besar,” ujarnya di lokasi, Senin (7/9).
Karyawan yang enggan disebutkan namanya itu mengaku baru melihat kedatangan korban untuk pertama kalinya menginap di tempat ia bekerja.
“Baru melihat sekali saja, menginap di kamar 352 itu saja,” ucapnya.
Ia pun mengaku bila unit kamar yang disewa almarhum masih terdapat garis polisi sebagai tanda masih dilakukannya penyelidikan atas tewasnya politikus Partai Gerindra.
“Masih digaris polisi belum boleh dimasukin,” tandasnya.
Status Wanita
Serupa dengan pernyataan Petugas Hotel, Kapolres Tangsel AKBP Iman Setiawan menduga, Didin menginap dengan rekan wanitanya.
Namun belum jelas apa hubungan antara Didin dan wanita yang diketahui berinisial L tersebut.
"Dia menginap sama rekan, rekan almarhum. Jenis kelamin wanita," jelas Imam saat konferensi pers di Mapolres Tangsel pada Senin (7/9/2020).
"Tapi kita belum bisa menyimpulkan apakah pacar, istri, atau mungkin dia rekan kerja. Itu masih kita dalami," imbuhnya.
Iman menjelaskan, mereka berdua check in pada sekitar pukul 22.00 WIB pada Sabtu (5/9/2020).
Saat ini pihak kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan sejumlah saksi lengkap.
Namun, Iman menegaskan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban.
"Yang jelas bahwa sampai saat ini pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," tegas Iman.
Iman mengatakan, sebelum meninggal Didin sempat menjalanai penanganan medis.
Pasalnya ada keluhan yang sempat dirasakan Didin pada dini hari.
"Penyebab kematian nanti kita simpulkan setelah semua saksi kita periksa lengkap," ucapnya.
Iman menuturkan, Didin sempat mengalami sakit di dada pada sekitar pukul 02.00 WIB.
"Jadi kronologisnya saat almarhum bersama rekannya menginap di sana di hotel pada jam 10 malam masuk, jam 02.00 WIB malam mengeluh, karena dadanya," jelas Iman.
Lalu, wanita yang tidur di kamar hotel bersama Didin itu lantas menghubungi front office.
Setelah itu sejumlah petugas rumah sakit datang untuk memberikan bantuan medis.
Namun pada pukul 04.00 WIB akhirnya Didin menghembuskan nafasnya yang terakhir.
"Kemudian rekannya menghubungi petugas front office dan dihubungi rumah sakit, kurang lebih jam 04.00 WIB subuh ada bantuan medis yang melakukan pemeriksaan di sana. Setelah itu korban dinyatakan meninggal dunia," lanjutnya.
Rupanya, Didin memang memiliki riwayat penyakit.
Namun, polisi tidak menjelaskan apa penyakit itu.
"Menurut keterangan, korban punya riwayat medis," kata dia.
Di kamar tersebut polisi menemukan sejumlah resep obat.
"Secara spesifik saya harus cek lagi (jenis obatnya). Yang jelas berdasarkan keterangan saksi ada keluhan dada dan juga kita sempat konfrontir bahwa ada riwayat sakit," kata Iman.
"Penyebab kematian nanti kita simpulkan setelah semua saksi kita periksa lengkap," imbuhnya.
Sementara itu pihak keluarga sendiri menolak jenazah Didin diautopsi.
Pasalnya tidak ditemukan bekas penganiayaan di tubuh Didin.
"Tidak dilakukan autopsi karena keluarga menolak. Karena tidak melihat adanya tanda-tanda kekerasan," kata Imam. (Updatenews24jam.blogspot.com/James)
Tewasnya Bupati Boven Digoel di Kamar Hotel
Masih ingat meninggalnya Bupati Boven Digoel di kamar hotel?
Kabar beredar kematian Bupati Boven Digoel, Benediktus Tambonop usai memesan wanita panggilan.
Boven Digoel ditemukan tewas di kamar hotel, Kemayoran, Jakarta Pusat Senin (13/1/2020) pagi.
Jenazah korban kini sudah diterbangkan ke kampung halamannya di Papua.
Kematian Bupati Boven Digoel menyimpan sebuah kejanggalan.
Pasalnya, pria asal Papua itu tewas sesaat setelah berhubungan intim
dengan seorang wanita bernama Mirnawati di kamar hotelnya menginap.
Menurut kesaksian Mirnawati, sebelum diboyong ke kamar hotel Grand Mercure Benediktus sempat mengajaknya minum wine.
Akan tetapi dalam pertemuan keduanya itu, dikatakan Mirnawati tidak ada perjanjian mengenai tarif pembayaran terhadapnya.
"Tidak ada tarif, saya juga baru kenal dengan korban, tapi menerima uang yang diberikan oleh korban sebesar Rp 10 juta di hotel," kata Mirnawati dalam lapga yang viral di grup wartawan, Rabu (15/1/2020).
Mirnawati bekerja di sebuah tempat hiburan billyard di daerah Sarinah, Menteng, Jakarta Pusat itu tiba di hotel pada Senin sekira pukul 04.00 WIB dini hari.
Keduanya diantar oleh sopir pribadi, sebelum akhirnya naik ke lantai dua hotel.
Dia kemudian masuk ke kamar nomor 2135 di hotel tersebut dan melakukan hubungan intim sebanyak satu kali.
"Melakukan ** sebanyak satu kali dengan korban," ungkapnya.
Sekira pukul 05.00 WIB pagi, dikatakan Mirnawati, Benediktus turun dari tempat tidur.
Namun Bupati Boven Digoel itu tiba- tiba terjatuh ke lantai dan tidak sadarkan diri.
Melihat kejadian tersebut, Mirnawati segera menghubungi bagian receptionist hotel.
Korban pun langsung dibawa ke RS Mitra Kemayoran.
Setiba di rumah sakit, korban, yakni Benediktus Tambonop, dinyatakan meninggal dunia dan tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan
Dari kejadian itu, ada beberapa barang bukti diamankan di kamar korban yakni Kartu Tanda Peserta Rakernas, KTP, uang Rp.100.000.000,- (pecahan Rp 50 ribu) dan jamu ramuan Ihsanix.
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Besar Polisi Heru Novianto mengatakan, dari hasil olah TKP tidak ada tanda- tanda penganiayaan atas meninggalnya Bupati Boven Digoel, PapuaBenediktus Tambonop di hotel daerah Kemayoran, Jakarta Pusat.
Melihat kejadian tersebut, Mirnawati segera menghubungi bagian receptionist hotel.
Korban pun langsung dibawa ke RS Mitra Kemayoran.
Setiba di rumah sakit, korban, yakni Benediktus Tambonop, dinyatakan meninggal dunia dan tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan
Dari kejadian itu, ada beberapa barang bukti diamankan di kamar korban yakni Kartu Tanda Peserta Rakernas, KTP, uang Rp.100.000.000,- (pecahan Rp 50 ribu) dan jamu ramuan Ihsanix.
Korban ditemukan pada Senin (13/1/2020) sekira pukul 05.30 WIB.
"Tidak ada (tanda- tanda kekerasan). Indikasi lagi sakit karena ditemukan obat-obatan (jantung) di dalam kamarnya," kata Heru Novianto saat dikonfirmasi, Senin (13/1/2020).
Dari hasil pemeriksaan beberapa saksi, kata Heru, yang bersangkutan memang sudah sakit.
Karena itu diduga korban kelelahan usai mengikuti Rakernas PDIP yang diselenggarakan di JIExpo Kemayoran.
Dari sinilah indikasi korban diduga meninggal dunia karena sakit jantung.
Obat-obatan tersebut lantas juga diamankan polisi.
"Kondisinya memang lagi sakit. Diduga sakit jantung," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar