Tenaga Kesehatan Sedih Dimaki-maki, Direktur RS Martha Friska: Apakah Ini Adil?

Seorang pria diduga keluarga pasien mengamuk di dekat Rumah Sakita Martha Friska. Ia menolak orang tuanya dinyatakan meninggal karena covid-19.


Updatenews24jam.blogspot.com - Manajemen Rumah Sakit Martha Friska Medan menyesalkan perbuatan keluarga pasien yang menghina rumah sakit dan tenaga kesehatan.

Video oknum keluarga pasien meluapkan kemarahannya di dekat rumah sakit yang menangani kasus berat Covid-19 itu viral di media sosial sejak Kamis (23/7/2020).

Video ini seolah menyambung ketidakpercayaan beberapa orang tentang penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan. Pria dalam video itu mengaku kecewa karena tak ada satupun perwakilan rumah sakit yang bersedia menemuinya.


"Mereka tidak ada berani keluar bertanggung jawab berbicara samaku. Di sini ada pihak pengamanan. Ada tentara. Ada polisi. Kalau mereka jujur, kenapa mesti takut datang kemari untuk menjumpai aku? Jangan semakin banyak korban. Orang tidak Covid dibilang Covid. Supaya cair dana," teriaknya.

Pria itu mengaku sebagai anak pasien Covid-19. Ia tidak terima karena RS Martha Friska Multatuli menerapkan protokol kesehatan covid padahal menurutnya hasil tes swab orangtuanya negatif. Berdasarkan informasi yang dihimpun, ibu dari pria yang dirawat di RS tersebut bernama Lince Br Sitorus.


Dari selembar surat hasil pemeriksaan laboratorium yang dikeluarkan RS Martha Friska Multatuli Medan tertanggal 20 Juli 2020 tertulis hasil swab negatif. Selembar surat hasil pemeriksaan swab itu juga turut disertai tanda tangan Kepala Rumah Sakit Darurat Covid-19 Martha Friska dr Fransiscus Ginting MKed, SpPD, K-PTI.Direktur RS Martha Friska dr Fransiscus Ginting mengaku sedih melihat video itu.

"Ya, beginilah nasib kami. Sudah melayani pasien 24 jam. Tapi semua berhak memaki kami, dan kami harus diam," katanya, Jumat (24/7/2020).

Kepala Rumah Sakit Darurat Covid-19 Martha Friska, dr Fransiscus Ginting, SpPd, KPTI (Updatenews24jam.blogspot.com)


Sesuai Protokol

Menanggapi keraguan keluarga pasien yang videonya viral di media sosial sejak Kamis (23/7), manajemen Rumah Sakit Martha Friska pun memberi penjelasan.

Direktur RS Martha Friska dr Fransiscus Ginting mengatakan dari pasien yang dimaksud adalah rujukan rumah sakit swasta dengan diagnosa termasuk suspect Covid -19 berat dengan gejala pneumonia berat.

"Kami rawat maksimum selama lebih kurang tiga hari, dan hasil swab pertama menunjukkan PCR negatif. Pasien Covid-19 harus dilakukan dua kali swab untuk penegakkan diagnosa. Dan bila salah satu positif, disebut Covid-19 terkonfirmasi," ucapnya.

Lanjut Ginting, karena pasien baru satu kali swab yang hasilnya negatif, maka diagnosanya adalah probable Covid-19. Menurutnya, bisa saja pada tes swab yang kedua hasilnya adalah positif.

"Kami sudah edukasi dan berbicara kepada keluarga pasien sampai tengah malam. Pasien yang masuk ke RS Martha Friska adalah pasien berat rujukan rumah sakit lainnya, dan keluarga pasien telah menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bila pasien meninggal maka pemakaman sesuai dengan pasien Covid-19," ucapnya.

Fransiscus menjelaskan, terkait pasien yang meninggal dengan gejala Covid -19, namun hasil swab belum selesai keluar, maka  diagnosanya adalah pasien probable Covid-19. Pemakamannya pun menerapkan protokol yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.

Ginting memaklumi sebagian orang masih belum paham dengan seluk beluk pandemi dan penanganannya. Namun, ia juga tidak kuasa menahan rasa sedih ketika setelah ada pasien yang meninggal setelah dirawat maksimum, kemudian mereka dimaki-maki.

"Semua boleh marah, memaki, dan mengancam kami yang bekerja 24 jam merawat pasien, dan kami hanya diam. Apakah ini adil? Tuhan yang tahu, kami akan tetap bekerja melayani pasien kami, walaupun kami sangat lelah fisik dan mental," keluhanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar