Updatenews24jam.blogspot.com - Jefri Wijaya alias Asiong (39), warga Sunggal, Kota Medan, ditemukan tewas mengenaskan di kawasan Tahura, Jalan Jamin Ginting, pada Jumat (18/9/2020) lalu.
Ditemukan luka di sekujur tubuh pria yang sehari-hari berbisnis jual beli mobil ini. Selain luka lebam, terdapat luka yang diduga dibakar di bagian paha.
Kapolsekta Berastagi Kompol L Marpaung mengatakan, lokasi penemuan jenazah yang belakangan diketahui bernama Jefri Wijaya alias Asiong, berada di jurang sebelah kanan jalan menuju ke arah Kota Medan.
Titik lokasi penemuan jenazah itu sekitar 20 meter dari bibir jalan. "Awalnya kita mendapatkan informasi adanya penemuan jenazah ini dari masyarakat sekira pukul 12.00 WIB. Lokasinya tepatnya dua kilometer sebelum Desa Doulu," ujar Marpaung.
Kanit Reskrim Polsekta Berastagi Ipda H.F Marpaung mengungkapkan, ada sejumlah luka lebam di hampir sekujur tubuhnya. Polisi juga menemukan adanya luka lain di tubuh korban.
Luka-luka itu diungkapkan juga oleh istri korban, Lisa (34). "Ada luka di muka, goresan di pipi, badan lebam dan bagian pahanya kayak dibakar hidup-hidup," ujar Lisa saat ditemui Tribun Medan di Yayasan Angsapura Jalan Asia Medan, Senin siang.
Lisa mengaku dirinya lebih yakin saat ditemukan tanda bekas operasi di bagian perut suaminya tersebut.
Lisa menduga kuat bahwa suaminya disiksa dengan cara dibakar hidup-hidup. "Suami saya disiksa, dibakar hidup-hidup. Saya katakan demikian karena melihat bagian pahanya. Dalam badannya hancur. Begitu juga kepalanya," ujarnya.
Tangisan Lisa
Ratapan pilu Lisa terdengar saat menceritakan sosok suaminya. Sambil terisak, ia mengisahkan masa-masa indah yang dilaluinya bersama Asiong selama mengarungi bahtera rumah tangga.
Lisa menuturkan, Asiong adalah sosok penyayang terhadap keluarga besar maupun keluarga kecilnya.
"Dia itu penyayang, kalau sama adik-adiknya sama keluarga, dia itu sayang, dia membela adiknya, dia enggak mau lihat adiknya susah," ujar Lisa.
Menurut Lisa, sosok Jefri juga penuh perhatian dan pekerja keras bagi keluarga.
"Kalau anak-anak, dia juga sangat sayang. Dia tipe yang pekerja keras, kalau dalam keadaan terjepit, otaknya langsung mutar. Misalnya kalau enggak ada uang, dia mau jual mobil yang second hand, pokoknya dia cepatlah tanggap terhadap keluarga," lanjutnya.
Di sela-sela kesibukannya, sambung Lisa, Asiong selalu meluangkan waktu untuk menemani anak-anaknya dan memerhatikan masa tumbuh kembang buah hatinya.
Dalam perjalanan pernikahan mereka, Lisa merasakan bahwa suaminya sehat dan tidak ada riwayat penyakit serius.
Karena itulah, ia tak menyangka suaminya meninggal di masa yang terbilang muda.
"Enggak ada, enggak ada sakitnya, justru itu yang membuat saya merasa heran. Sama sekali tidak ada, dia enggak ada bilang apa gitu," lanjutnya.
Tak ada firasat sama sekali dirasakan Lisa, bahwa suaminya akan pergi untuk selamanya.
"Pas waktu (pergi) terakhir itu, enggak sempat dia kulihat lagi. Dia minta makan, dan itulah pertemuan kami terakhir, selanjutnya enggak nampak dia lagi," ujarnya.
Komunikasi Terakhir
Wanita yang mempunyai tiga anak itu pun membeberkan kronologi terakhir kali ia berkomunikasi dengan Asiong.
Kata Lisa, sang suami pergi dari rumah untuk nongkrong di sebuah warung waralaba sekitar pukul 12.00 WIB.
"Setelah dari sana, saya telepon suami. Katanya dia mau ke showroom ambil mobil yang hendak dijual. Mobil Terios yang mau dijual. Terus suami pesan ke saya untuk sembayang, biar cepat laku mobilnya," ujar Lisa mengingat percakapan mereka kala itu.
Masih di hari yang sama, Lisa menceritakan ia butuh uang untuk membayar biaya renovasi kanopi rumah.
Namun, panggilan telepon via WhatsApp (WA) ke Asiong sebanyak 2 kali tak berbalas.
"Terus anak kami paling besar chat papinya dan dibalas. Terus saya bilang, kok aku telepon dan chat gak dibalas? Sekitar pukul 16.00 WIB, itu dia bales WA, dia bilang sedang lobi loh (jual Terios)," sebutnya.
Masih dikatakan Lisa, Asiong sempat pulang ke rumah sekitar pukul 16.30 WIB.
Namun, saat itu Lisa sedang tidur, sehingga tak sempat bertemu Asiong.
"Saya tanya anak-anak ke mana, enggak ada yang tahu. Sekitar pukul 19.00 WIB, kutelepon untuk jemput anak-anak, namun tidak diangkatnya," ucapnya.
Lisa menjelaskan, status WA suaminya terakhir online pukul 18.45 WIB.
Ia pun menunggu kepulangan suaminya hingga pukul 01.00 WIB dini hari.
Sekitar pukul 03.00 WIB, Lisa mendengar suara seperti seseorang sedang menggunakan raket nyamuk. Kala itu, Lisa beranggapan bahwa itu adalah suaminya.
"Biasanya suami saya di bawah nyelekat nyamuk dulu baru masuk kamar. Jadi udah kedengaran suara, dalam hatiku udah pulangnya ini. Jadi kutunggu, namun kok gak naik-naik. Perasaanku dia udah buka pintu, tapi pintunya gak terbuka dan gak ada dia," ujarnya.
Terkait kematian Asiong, Lisa mengaku telah dimintai keterangan oleh Polres Tanah Karo dan Polda Sumut.
Polisi Tangkap Sejumlah Pelaku
Tim Jatanras Polda Sumut bergerak cepat mengusut kasus kematian Jefri Wijaya alias Asiong. Saat ini, polisi sudah mengamankan sejumlah pelaku.
Namun, jumlah pelaku pembunuhan masih simpang siur. Belum ada keterangan resmi dari kepolisian terkait jumlah pelaku yang diamankan.
Dari informasi yang berhasil dihimpun Tribun-Medan.com pada Senin (21/9/2020) malam, personel Tim Jatanras Polda Sumut berhasil mengungkap kasus pembunuhan Asiong.
Para pelaku diperkirakan lebih dari dua orang. Pelaku ditangkap secara terpisah di kawasan Desa Makmur Sibolangit dan Pancurbatu, Senin.
Direktur Reskrimum Polda Sumut Kombes Irwan Anwar, yang dikonfirmasi wartawan, membenarkan adanya penangkapan pelaku pembunuhan Asiong.
Namun, ia masih enggan menjelaskan detail terkait pelaku yang ditangkap, baik jumlah maupun peran masing-masing pelaku.
"Bukan tiga orang, banyak. Dan masih dalam pemeriksaan dan pengembangan, akan dirilis,” kata Kombes Irwan Anwar.
Perwira dengan melati tiga di pundaknya itu juga belum bersedia menyebut identitas para pelaku serta motif pembunuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar